Kebanyakan orang-orang menganggap bahwa
termasuk ciri khas seorang muslim yang taat kepada Allah adalah selalu
berdzikir dengan tasbih di tangan. Gambaran ini semakin kuat dengan gambar
tokoh-tokoh yang dianggap berjasa bagi Islam tampil dengan busana muslim
lengkap dengan tasbihnya yang sengaja dibuat dan dijual untuk keuntungan
duniawi seperti gambar-gambar wali songo dan lainnya, ditambah lagi tayangan
sinetron religi yang sarat dengan kebatilan, apabila menampilkan tokoh agama,
hampir dipastikan ada tasbih di tangannya.
Sebagian lagi meyakini bahwa tasbih yang
digantungkan di leher adalah ciri khas para malaikat yang sedang berdzikir. Ada
pula yang mengatakan bahwa termasuk peninggalan (warisan) Nabi SAW adalah tasbih.
Ada lagi yang menjadikannya sebagai sarana pengobatan alternatif, dan masih
banyak tujuan lain digunakannya biji tasbih ini dan tidak mungkin kami
sampaikan semuanya.
Ada di antara mereka yang selalu terlihat
menjalankan tasbih di tangannya walaupun sedang mengobrol dengan rekannya,
padahal terkadang pembicaraannya bertolak belakang dengan dzikir. Yang lebih
merasa kurang puas, ada yang menggantungkan tasbihnya di leher walaupun
mulutnya tidak terlihat berdzikir, tetapi—anehnya—orang menganggap dia selalu
berdzikir (mengingat Allah).
Hal-hal di atas terjadi tidak lain karena
makin jauhnya kaum muslimin dari agamanya. Oleh karena itu, para ulama yang
cemburu akan agamanya segera bangkit menjelaskan hakikat tasbih ini. Mereka menulis tentang asal-usul
dan hukum tasbih dalam agama Islam yang mulia ini. Dan tulisan ini sekadar
menyadur dari tulisan mereka. Mudah-mudahan Allah melapangkan hati kita untuk
menerima setiap kebenaran.
Para ulama menyatakan bahwa berdzikir
dengan menggunakan tasbih hukumnya boleh berdasarkan hadits-hadits berikut:
1. Hadits riwayat Sa’d ibn Abi Waqqash bahwa
dia bersama Rasulullah melihat seorang perempuan sedang berdzikir. Di depan
perempuan tersebut terdapat biji-bijian atau kerikil yang ia digunakan untuk
menghitung dzikirnya. Lalu Rasulullah berkata kepadanya:
“Aku beritahu kamu cara yang lebih mudah
dari ini atau lebih afdlal. Bacalah: “Subhanallah ‘Adada Ma Khalaqa Fi
as-Sama’, Subhanallah ‘Adada Ma Khalaqa Fi al-Ardl, Subhanallah ‘Adada Ma Baina
Dzalika, Subhanallah ‘Adada Ma Huwa Khaliq”, (Subhanallah -maha suci Allah-
sebanyak makhluk yang Dia ciptakan di langit, Subhanallah sebanyak makhluk yang
Dia ciptakan di bumi, Subhanallah sebanyak makhluk yang Dia ciptakan di antara
langit dan bumi, Subhanallah sebanyak semua makhluk yang Dia ciptakan).
Kemudian baca “Allahu Akbar” seperti itu. Lalu baca “Alhamdulillah” seperti
itu. Dan baca “La Ilaha Illallah” seperti itu. Serta baca “La Hawla Wala
Quwwata Illa Billah” seperti itu. (HR.
at-Tirmidzi dan dinilainya Hasan. Dinyatakan Shahih oleh Ibn Hibban dan
al-Hakim. Serta dinilai Hasan oleh al-Hafizh Ibn Hajar dalam Takhrij
al-Adzkar).
2. Hadits diriwayatkan dari Umm al-Mukminin, salah seorang istri
Rasulullah, bernama Shafiyyah. Bahwa beliau (Shafiyyah) berkata:
“Suatu ketika Rasulullah menemuiku dan
ketika itu ada di hadapanku empat ribu biji-bijian yang aku gunakan untuk
berdzikir. Lalu Rasulullah berkata: Kamu telah bertasbih dengan biji-bijian
ini?! Maukah kamu aku ajari yang lebih banyak dari ini? Shafiyyah menjawab:
Iya, ajarkanlah kepadaku. Lalu Rasulullah bersabda: “Bacalah: “Subhanallah
‘Adada Ma Khalaqa Min Sya’i” (HR. at-Tirmidzi, al-Hakim, ath-Thabarani dan
lainnya, dan dihasankan oleh al-Hafizh Ibn Hajar dalam kitab Nata-ij al-Afkar
Fi Takhrij al-Adzkar).
Dzikir
menggunakan ruas-ruas jari atau ujung-ujung jari adalah petunjuk Nabi SAW yang paling sempurna, yang telah diamalkan oleh
generasi terbaik umat ini. Dalam ibadah agama Islam tidak pernah mengenalkan tasbih kepada pemeluknya. Oleh karena itu, Rasulullah dan para sahabatnya tidak menggunakannya dalam beribadah. kemudian
sebagian orang setelah generasi terbaik ini, bersusah payah ingin ibadahnya
lebih banyak dan lebih mantap menurut pikiran mereka, lalu mereka meniru
kebiasaan orang Buddha, Hindu, dan para pendeta Nasrani dalam ibadahnya, dan
tatkala para sahabat mengetahui hal baru ini mereka segera mengingkarinya,
untuk menjaga kemurnian agama Islam ini, lalu selanjutnya para ulama kemudian
juga mengikuti jalan para salafush sholih dalam berdzikir dan mengingkari
hal-hal yang baru dalam agama ini.
Permisi Numpang Promo
ReplyDeleteRefiza Souvenir menyediakan paket yasin untuk souvenir acara pengajian tahlilan dan berbagai macam souvenir tasbih cantik dan elegan untuk oleh-oleh haji dan umroh. cek katalog kami di www.refiza.com